Implementasi Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Internal di Sekolah Model

Tulisan ini adalah pengalaman sekolah kami dalam melaksanakan program Sekolah Model yang dikembangkan LPMP  dalam sistem penjaminan mutu internal (SPMI) tahun 2016. Sistem ini diatur dalam peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan No 28 tahun 2016 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah dan dijelaskan pada Pedoman Umum Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah.

Sekolah yang ditunjuk menjadi sekolah model dibimbing secara tekhnis oleh LPMP untuk melaksanakan penjaminan mutu secara internal  dan selanjutnya di tahun ke 2 Sekolah model harus mengimbaskan pelaksanaan SPMI ke 5 sekolah imbas di sekitarnya.

Apa saja yang harus dilakukan sekolah model dalam pelaksanaan SPMI di tahun pertama ini? 

Tugas utama sekolah model SPMI tahun pertama adalah melaksanakan siklus penjaminan mutu dimulai dari pemetaan mutu pendidikan, perencanaan pemenuhan mutu, pelaksanaan pemenuhan mutu, audit mutu dan perencanaan strategi peningkatan mutu sekolah. 

a. Pemetaan Mutu pendidikan

Pada siklus ini beberapa kegiatan yang harus dilaksanakan oleh TPMPS adalah: 1) Pengisian Instrumen EDS, 2) Pengolahan hasil EDS sehinngga menjadi skala nilai , 3) Menganalisis nilai raport EDS  dengan menggunakan format pemetaan mutu. 

Ada banyak instrumen eds yang bisa digunakan, dan LPMP sendiri tidak menentukan instrumen yang harus digunakan, tergantung kebijakan sekolah masing-masing. Namun menurut saya, menimbang dan memperhatikan kesesuaian antara indikator dalam EDS dan indikator dalam format pemetaan mutu, maka saya merekomendasikan untuk menggunakan EDS yang dikeluarkan oleh LPMP yang pengisiannya secara online di alamat http://pmp.dikdasmen.kemdikbud.go.id/ .Dengan menggunakan EDS PMP, kita tidak perlu mengolah instrumen EDS menjadi angka atau nilai karena sistem di situs PMP Dikdasmen akan otomatis mengkonversi pengisian kuisioner menjadi nilai raport sekolah. Nilai raport itu bisa kita unduh di alamat di atas dengan login menggunakan userid dan password dapodik. Selanjutnya nilai raport itu kita masukan ke dalam format untuk keperluan pemetaan mutu sekolah. 


Contoh format pemetaan mutu yang digunakan tahun 2016 dapat dilihat di bawah.

Hasil akhir dari pemetaan mutu sekolah adalah rekomendasi terhadap indikator yang belum memenuhi SNP (indikator yang belum memenuhi SNP digambarkan dengan nilai raport kurang dari 6,68) atau belum mencapai bintang 5)

b. Perencanaan Pemenuhan Mutu

Siklus pemetaan mutu menghasilkan rekomendasi yang harus dilaksanakan sekolah agar indikator tersebut memenuhi SNP. Rekomendasi tersebut selanjutnya dipindahkan ke Format penyusunan rencana pemenuhan Mutu.

Contoh format penyusunan rencana pemenuhan
Penyusunan rencana pemenuhan mutu menghasilkan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan beserta biaya dan waktu pelaksanaan. Selanjutnya program kegiatan yang direncanakan tersebut harus masuk ke dalam RKAS sekolah sehingga pembiayaannya tercover oleh BOS.

Setelah semua rekomendasi telah direncakan pemenuhannya, selanjutnya TIM SPMI harus membuat proposal rencana kegiatan yang harus diajukan kepada kepala sekolah. Proposal kegiatan merupakan acuan dalam pelaksanaan kegiatan pemenuhan SNP. Sementara itu, tim audit juga harus membuat instrumen audit sesuai proposal yang dibuat tim pengembang.

c. Pemenuhan Mutu Pendidikan

Pada siklus ini, semua rencana kegiatan yang telah disusun dan disetujui kepala sekolah harus dilaksanakan. Pelaksanaan kegiatan tentu tidak bersamaan, tergantung jadwal yang telah dibuat. Kegiatan pemenuhan mutu pendidikan dapat berupa workshop, KKG. KKKS, lokakarya, Seminar, IHT dan lain-lain.

d. Monitoring dan evaluasi

Tim monev bertugas untuk memonitoring dan mengevaluasi kegiatan pemenuhan mutu, mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan laporan kegiatan. Selanjutnya tim audit memberikan saran dan rekomndasi untuk memperbaiki kekurangan dalam proses pemenuhan mutu.

    Choose :
  • OR
  • To comment
1 comment:
Write komentar
  1. SPMI INI PADA DASARNYA BAIK. NAMUN JIKA TIDAK DITINDAK LANJUTI DENGAN PEMANTAUAN SECARA RUTIN DAN BERKESINAMBUNGAN SERTA TIDAK DILAKUKAN EVALUASI HASIL SMPI SERTA PELAPORAN MAKA DAPAT DIESTIMASIKAN PELAKSANAAN SPMI DI SEKOLAH AKAN BERSIFAT ABAL-ABAL. HAL ITU BISA DIBUKTIKAN.

    ReplyDelete